Asuransi Bayar Sesuai Tagihan

Nabung Dapat Income

Bisnis Online

Investasi BCA

SOLUSI PRIA

Jurus Atasi Keriput



Baik Anda mengakuinya atau tidak, kita semua tidak bisa terhindar dari hal ini.
Jika kita bertambah tua, kulit lama-lama akan jadi tipis dan keriput. Ini wajar karena kelembaban yang dihasilkan kelenjar pelumas dan daya elastisitas (kelenturan) serabut kulit telah jauh berkurang. Kemungkinan keriput jadi makin besar kalau kondisi tubuh buruk, kulit mengalami stress, kulit kurang dirawat dengan baik, dan ada faktor
turunan.

Karena kita tidak dapat menghindarinya, yang bisa kita lakukan hanya mengurangi agar
penampakannya tidak terlalu cepat. Anda harus menerapkan sebuah metode perawatan khusus untuk kulit yang mulai menua ini.


Cara yang bisa dilakukan adalah dengan :
 Selalu membersihkan wajah dengan susu krim pembersih wajah. Menjelang tidur atau setelah bangun.
 Oleskan krim malam, memijatnya secara memutar. Krim malam berfungsi untuk menjaga kelembaban kulit, dan membantu kulit terlahir kembali.
 Memakai masker jenis peel off seminggu dua kali. Masker ini berfungsi untuk mengankat kotoran dan minyak berlebih pada wajah.
 Melakukan home peeling sebulan sekali. Peeling berguna untuk merontokkan kulit mati penyebab keriput dan flek-flek hitam. Peeling hanya boleh menempel pada kulit sekitar 3-5 menit saja, karena peeling mengandung bahan aktif. Jika terlalu lama menempel pada kulit, kulit bisa menjadi terkelupas dan kemerahan.
 Hendaknya selalu memakai tabir surya atau sun block ketika beraktifitas di luar rumah, untuk menghindari kulit dari sinar matahari yang efek terbakar.



Category: 0 komentar

Letak G Spot Dapat Dideteksi?


ROMA, RABU - Titik rahasia pada organ genital wanita yang disebut G spot selama ini kerap mengundang rasa penasaran. Bagian yang satu ini memang dikenal sebagai area paling sensitif dan dianggap sebagai salah satu kunci menuju kepuasan seksual kaum Hawa.

Sebagian wanita percaya bahwa dengan merangsang area misterius dalam vagina ini dapat menimbulkan orgasme yang luar biasa. Jika suatu pasangan secara tak sengaja menemukan G spot, orgasme yang hebat akan dapat mereka rasakan. Namun pada sesi berikutnya, belum tentu titik G spot akan mudah ditemui.

Sejauh ini, para ahli belum dapat menemukan sebuah metode ilmiah yang menentukan secara pasti letak titik paling sensitif ini. Bahkan eksistensi G spot sendiri menjadi perdebatan sejak 1980-an ketika istilah ini menggelinding sebagai wacana yang dapat menjelaskan mengapa beberapa wanita mampu mencapai orgasme lewat stimulasi vagina, sedangkan beberapa wanita lainnya tidak bisa.

Sajumlah ahli seks juga mengklaim bahwa istilah G spot justru telah menimbulkan problem kecemasan di antara para wanita yang belum dapat mencapai kepuasan seksual, termasuk pasannganya.

Walaupun masih kontroversi, penelitian tentang G spot tidak pernah berhenti. Seperti dimuat edisi terbaru majalah New Scientist, para ahli dari Universitas L´Aquila di Italia baru-baru ini mengklaim telah berhasil mendeteksi letak sebuah jaringan tebal pada vagina yang diduga sebagai G spot. Temuan ini juga dipublikasikan dalam jurnal Sexual Medicine.

Dengan melibatkan sebanyak 20 wanita, riset yang dipimpin oleh Dr Emmanuele Jannini berhasil menentukan posisi G spot dengan menggunakan metode ultrasound. Teknik ini dapat menentukan ukuran serta bentuk sebuah jaringan tebal di luar ¨dinding depan¨ vagina yang diduga merupakan letak G spot.

Pada sembilan wanita, yang selama riset dilaporkan mengalami orgasme melalui rangsangan vagina, jaringan yang letaknya antara vagina dan uretra - saluran tempat mengeluarkan urin - ini rata-rata lebih tebal dibandingkan 11 wanita lainnya yang tidak mampu mencapai orgasme melalui rangsangan serupa.

¨Untuk pertama kalinya, ada metode yang memungkinkan untuk menentukan dengan mudah, cepat dan murah bahwa wanita memiliki area G spot atau tidak,¨ ungkap Dr Jannini.

Walau pun Jannini yakin dengan temuannya. Dr Tim Spector dari St Thomas Hospital di London memiliki pendapat berbeda. Dalam New Scientist, Spector berargumen bahwa jaringan yang tebal ini mungkin saja sebenarnya hanya bagian dari klitoris, salah satu bagian genital wanita yang juga dikenal sangat sensitif.

Dugaan lain yang muncul adalah fenomena jaringan tebal ini lebih disebabkan oleh seringnya wanita mengalami orgasme. Dengan frekuensi orgasme yang berulang atau sering, mungkin akan menyebabkan pembentukan otot yang lebih baik pada jaringan tersebut.

Sementara itu Dr Petra Boynton, seorang psikolog seks dari Universitas College di London mengatakan bahwa seluruh industri saat ini telah berkembang di sekitar masalah G spot. Menurutnya, sungguh tidak berguna untuk mengatakan bahwa wanita yang tidak mampu menemukan area G spot mengalami ¨disfungsi¨.

¨Kita semua tentu berbeda. Beberapa wanita memiliki beberapa area tertentu dalam vagina yang sangat sensitif, dan beberapa lainnya tidak. Namun mereka tidak perlu menyebut area ini sebagai G spot. Jika semua wanita menghabiskan waktunya untuk mencemaskan apakah dirinya normal, punya G spot atau tidak, ia akan hanya terfokus pada satu area dan menghiraukan yang lain,¨ ungkap Boynton.

¨Ini akan meyakinkan kepada masyarakat bahwa hanya ada satu cara terbaik untuk melakukan seks, yang tentunya hal ini tidak tepat untuk dilakukan,¨ tegasnya.
Category: 1 komentar